Seringkali kita mengasumsimkan pergerakan bursa global mempengaruhi pergerakan bursa nasional. Asumsi ini umumnya dimiliki oleh para trader nasional yang sering mencocokologikan bursa global dengan bursa nasional. Para trader lokal melihat pergerakan bursa global h-1 perdagangan, untuk melihat pergerakan IHSG ke-esok harinya.

Korelasi adalah tentang sejauh mana harga berbagai aset bergerak bersama. Jika harga bergerak dalam proporsi yang sama, mereka memiliki korelasi yang tinggi. Apabila mereka bergerak berlawanan arah, mereka memiliki korelasi negatif yang tinggi.

Jika harga aset yang berbeda bergerak dengan cara yang umumnya tidak terkait satu sama lain, mereka memiliki korelasi yang rendah. Korelasi biasanya diukur di berbagai kelas aset seperti saham, obligasi, mata uang, dan komoditas. Juga dapat diukur sehubungan dengan sekuritas dari kelas aset yang sama, seperti antara dua saham terpisah.

Hubungan dalam menentukan korelasi terbagi menjadi 3 skala yakni :

1.       Korelasi 1: Kedua aset memiliki korelasi positif sempurna (harga keduanya bergerak bersama). Anggap saja kupu-kupu mengepakkan sayapnya – Kedua sayapnya bergerak secara sinkron.

2.       Korelasi -1: Kedua aset memiliki korelasi negatif sempurna (harga bergerak berlawanan arah). Ini seperti cara tangan kita bergerak ketika kita berjalan – Yang satu mengayun ke depan sementara yang lain kembali.

3.       Korelasi 0: Kedua aset tidak memiliki koneksi satu sama lain (pergerakan harga tidak terhubung sama sekali). Ini seperti ruangan yang penuh dengan anak-anak berlarian secara acak – Gerakan mereka tidak ada hubungannya sama sekali.

Dalam menentukan hubungan korelasi antar asset, sebelumnya kita harus mengetahui rumus untuk melihat korelasi terlebih dahulu :

Sebagai contoh, berikut merupakan contoh korelasi antar Indeks IHSG dengan indeks Dow Jones.

Sebagai indeks saham paling populer di Amerika Serikat, sedangkan New York Stock Exchange itu sendiri pada gilirannya adalah bursa saham terbesar di dunia, maka pergerakan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) sudah seperti benchmark bagi pergerakan indeks-indeks saham lainnya di seluruh dunia termasuk IHSG, sehingga kemudian ada anggapan bahwa jika Dow naik maka IHSG akan naik, demikian sebaliknya jika Dow turun maka IHSG juga akan turun. Tapi benarkah demikian?

Untuk menemukan fakta empiris kita harus melihat data yang sudah sesuai terjadi di masa lalu, berikut merupakan rekapan perubahan point pada bursa Dow Jones (X) dan IHSG (Y) dari 4/01/2021 sampai 28/02/2021 (39 Hari).

Maka dari data rekapan tersebut,  apabila kita susun kedalam rumus diatas,maka akan mendapatkan hasil sebagai berikut :

 

Maka dapat ditemukan fakta empiris bahwa Kedua indeks (Dow Jones dan IHSG) tidak memiliki koneksi satu sama lain (pergerakan harga tidak terhubung sama sekali). Ini seperti ruangan yang penuh dengan anak-anak berlarian secara acak – Gerakan mereka tidak ada hubungannya sama sekali.


Beri Komentar

Silahkan login untuk memberikan komentar

0 Komentar

Belum ada komentar