Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata “investasi”? Apakah menyimpan dana kemudian bisa bisa cuan banyak? Dalam prakteknya, investasi tidak hanya tentang cuan saja ya. Hal paling mendasar yang harus kita tahu sebagai seorang investor adalah konsep ‘Risk-Return Trade-Off”, teori ini dipopulerkan oleh Markowitz, bapak teori portofolio, di tahun 1955. Markowitz memperkenalkan model yang disebut sebagai two-parameter model (Mean Variance Criterium), yang intinya mengatakan bahwa investor seharusnya memfokuskan pada dua parameter ; return atau tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu aset, dan risiko yang dilihat melalui standar deviasi return aset tersebut.
Maksud dari konsep ‘Risk-Return Trade Off’ ini adalah pertimbangan keputusan investasi dimana terbisa pertukaran antara risiko dan return, risiko yang lebih tinggi dikaitkan dengan probabilitas pengembalian yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah dengan probabilitas pengembalian yang lebih rendah. Dalam artian lain, harus ada pertambahan return sebagai kompensasi dari pertambahan risiko yang akan ditanggung oleh kita sebagai investor, atau dikenal dengan istilah ‘High Risk, High Return’.
Konsep risk-return trade off ini bisa menggambarkan bagaimana posisi produk investasi dalam menyuguhkan potensi risk dan return nya. Coba perhatikan grafik berikut,
Dari grafik tersebut kita bisa lihat bahwa setiap jenis investasi memiliki tingkat risiko tertentu yang bisa sangat bervariasi. Misalnya, kalau kita memilih risiko yang tinggi seperti saham, tapi kita bisa memilih saham yang bagus, kita bisa menbisakan lebih dari 10% -12% return setiap tahun. Kalau kita memilih risiko yang lebih rendah seperti deposito bank, imbal hasil tahunan umumnya hanya sekitar 6% -7%. Contoh lainnya, di reksadana, investor tidak memerlukan modal yang banyak untuk bisa mendiversifikasi investasinya, namun disisi lain ada risiko berkurangnya nilai unit penyertaan yang dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek dalam portofolio reksadana tersebut.
Untuk jadi investor yang ‘savvy’, kita harus paham konsep ini serta cara menghitungnya. Tapi jangan salah mengartikan ya, tidak ada garansi bahwa dengan risiko yang tinggi akan menbisakan return tinggi juga dengan pasti. Konsep ini hanya bermaksud untuk menyatakan bahwa return potensial yang lebih tinggi, berarti kerugian potensial juga lebih tinggi.
Nah, sebelum kita memilih produk investasi, kenali dulu profil risiko investasi kita untuk tahu jenis investasi apa yang cocok untuk dimiliki. Tujuannya agar target finansial kita tidak meleset dan mencegah dari penderitaan psikis saat mengalami kerugian. Umumnya ada 3 tipe profil resiko investasi. Apakah kita termasuk tipe Konservatif yang memiliki sedikit toleransi terhadap risiko investasi, atau kita termasuk tipe Moderat yang sudah mulai bisa menerima kerugian dan tahu kiat-kiat berinvestasi, atau justru kita termasuk tipe Agresif yang sangat paham dan berpengalaman juga berani dalam mengambil risiko? Mengenali tipe profil risiko kita bisa membantu mengetahui instrumen investasi yang cocok dan menyesuaikan dengan tujuan finansial kita.
Siap untuk terjun dalam investasi? Bijak dan cermat dalam memilihnya ya. Have a fun investing!
Referensi:
--
Happy Irma Riyanti Prabowo
Universitas Singaperbangsa Karawang
Peserta Magang Online